Fikroh.com - Menjelang bulan Ramadan, masyarakat di berbagai penjuru Indonesia memiliki kebiasaan unik untuk berziarah ke makam leluhur dan keluarga yang telah meninggal. Tradisi ini bukan sekadar ritual biasa, melainkan wujud penghormatan dan rasa cinta kepada mereka yang telah mendahului. Ziarah kubur juga menjadi momen refleksi diri sekaligus sarana memohon kelancaran dalam menjalani ibadah puasa. Kegiatan ini telah menjadi warisan turun-temurun yang terus dilestarikan.
Saat ziarah, keluarga besar biasanya berkumpul di pemakaman untuk membersihkan area sekitar makam. Mereka mencabuti rumput liar, mengecat ulang nisan, dan merapikan tempat peristirahatan terakhir sanak saudara. Tak hanya membersihkan secara fisik, momen ini juga diisi dengan doa bersama, pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, dan mengirimkan doa untuk arwah para leluhur. Tradisi ini tidak hanya mempererat ikatan keluarga, tetapi juga mengingatkan semua orang tentang hakikat kehidupan dan kematian.
Hukum Ziarah Kubur Menjelang Ramdhan
Selama tidak diyakini bahwa ziarah kubur pada hari-hari menjelang Ramadhan memiliki pahala yang lebih dibanding hari-hari lainya maka Insya Allah tidak mengapa.
Adapun secara umum akan bolehnya mengkhususkan amal soleh pada waktu tertentu termasuk ziarah kubur adalah berikut.
Dari Abdullah Bin Dinar Radhiallahu 'Anhu, dia berkata :
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال : كان النبي ية يأتي مسجد قباء كل سبت ماشيا وراكبا، وكان عبد الله رضي الله عنه يفعله.
Dari Ibnu Umar Radhiallahu 'Anhuma dia berkata : NABI Shallallahu 'Alaihi Wasallam selalu mendatangi Masjid Quba setiap hari sabtu dengan berjalan kaki maupun berkendaraan, dan Abdullah (Bin Umar) Radhiyallahu 'Anhu juga biasa melakukannya.[HR. Bukhari : No. 1193 dan HR. Muslim : No. 1399 dengan sedikit redaksi yang berbeda].
Imam Nawawi Rahimahullah mengatakan :
وقوله "كل سبت" فيه جواز تخصيص بعض الأيام بالزيارة، وهذا هو الصواب وقول الجمهور
Pada perkataaan "Setiap hari Sabtu", maka disitu terdapat (dalil) kebolehan mengkhususkan sebagian hari untuk berziarah, inilah yang benar dan merupakan pendapat Mayoritas (Ulama). [Syarah Shahih Muslim : Jilid 9, Halaman 171]
Imam Ibnu Hajar Al-asqalani Rahimahullah mengatakan:
ﻭﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻋﻠﻰ ﺍﺧﺘﻼﻑ ﻃﺮﻗﻪ ﺩﻻﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﺟﻮﺍﺯ ﺗﺨﺼﻴﺺ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﻳﺎﻡ ﺑﺒﻌﺾ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻪ ﻭﺍﻟﻤﺪﺍﻭﻣﻪ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ
Dan di dalam hadits ini dari beragam jalur riwayatnya terdapat dalil atas bolehnya mengkhususkan sebagian hari dengan sebagian amal shalih dan merutinkan hal tersebut. (Fathul Bari : Jilid 3, Halaman 69)
Dan mengkhususkan waktu tertentu untuk berziarah kubur bukan hanya tradisi orang indonesia, melainkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan beberapa Sahabatnya Radhiallahu 'Anhum.
Imam Ibnu Batthal Rahimahullah mengatakan :
وذكر ابن أبى شيبة عن على وابن مسعود وأنس بن مالك إجازة زيارة القبور، وكانت فاطمة تزور قبر حمزة كل جمعة، وكان ابن عمر يزور قبر أبيه، فيقف عليه ويدعو له، وكانت عائشة تزور قبر أخيها عبد الرحمن وقبره بمكة.
Disebutkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari 'Ali dan Ibnu Mas'ud beserta Anas Bin Malik atas bolehnya melakukan ziarah kubur, dan dia Fathimah kerap berziarah ke kuburan Hamzah disetiap hari Jum'at, juga Ibnu Umar yang kerap berziarah ke kuburan Ayahnya (Sayyidina Umar), beliau berdiri disisinya dan berdoa untuknya, demikian pula 'Aisyah yang berziarah ke kuburan saudaranya Abdurrahman dan kuburanya ada di makkah. (Syarah Shahih Al-Bukhari : Jilid 3, Halaman 270)
Imam Abdurrazzaq Ash-shan'ani Rahimahullah meriwayatkan :
عن سهيل بن أبي صالح، عن محمد بن إبراهيم التيمي قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم يأتي قبور الشهداء عند رأس الحول، فيقول : "السلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار". قال : وكان أبو بكر وعمر وعثمان يفعلون ذلك
Dari Suhail Bin Abi Shalih, dari Muhammad Bin Ibrahim At-Taimi dia berkata : Beliau NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam senantiasa mendatangi kuburan para Syuhada disetiap awal tahun, disana beliau mengucapkan : "Salam sejahtera atasmu karena kesabaranmu, maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu". Dan beliau Abu Bakar, Umar dan Utsman juga melakukan hal tersebut. (Al-Mushannaf Abdurrazzaq : Jilid 3, Halaman 573 - 574, No. 6716)
Imam Al-hakim Rahimahullah mengatakan:
عن علي بن الحسين عن أبيه : أن فاطمة بنت النبي صلى الله عليه و سلم كانت تزور قبر عمها حمزة كل جمعة.
Dari 'Ali Bin Al-Hasan dari Ayahnya : Bahwa Fathimah Putri NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam selalu menziarahi kuburan pamanya yaitu Hamzah setiap hari Jum'at (Al-Mustadrak 'Ala Shahihhain : Jilid 1, Halamn 527, No. 1397)
Imam Al-baihaqi Rahimahullah meriwayatkan :
وأخبرنا أبو عبد الله الحافظ، قال: أخبرنا أبو عبد الله محمد بن أحمد بن بطة، قال : حدثنا الحسن بن الجهم، قال : حدثنا الحسين بن الفرج، قال : حدثنا الواقدي، قال : قد كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يزورهم في كل حول، وإذا تفوه الشعب رفع صوته فيقول : "سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار"، ثم أبو بكر كل حول يفعل مثل ذلك، ثم عمر بن الخطاب، ثم عثمان، وكانت فاطمة بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم تأتيهم فتكن عندهم وتدعو، وكان سعد بن أبي وقاص يسلم عليهم، ثم يقبل على أصحابه فيقول : ألا تسلمون على قوم يردون عليكم السلام، وكان أبو سعيد الخدري يزور تلك القبور، وذكر ذلك أيضا عن أم سلمة، وعبد الله بن عمر، وأبي هريرة.
Telah mengabarkan pada kami Abu Abdillah Al-Hafidz, dia berkata : Telah mengabarkan pada kami Abu Abdillah Muhammad Bin Ahmad Ibnu Batthah, dia berkata : Telah menceritakan pada kami Al-Hasan Bin Al-Jahm, dia berkata : Telah menceritakan pada kami Al-Hasan Ibnul Farraj, dia berkata : Telah menceritakan pada kami Al-Waqidi, dia berkata : Bahwa beliau Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam kerap menziarahi kuburan mereka (Para Syuhada') disetiap tahun, saat sampai dibukit (uhud) beliau mengeraskan suaranya dengan mengucapkan : "Salam sejahtera atasmu karena kesabaranmu, maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu", lalu Abu Bakar setiap tahun juga melakukan yang semisal dengan hal tersebut, lalu Umar Bin Khatthab, lalu Utsman, demikian juga Fathimah Putri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kerap menziarahi mereka dan menetap disana untuk mendoakan mereka, dan Sa'ad Bin Abi Waqash saat memberi salam untuk mereka, setelah itu dia berkata ke para sahabatnya : Kenapa kalian tidak memberi salam juga untuk mereka yang akan menjawab salam kalian, dan Abu Sa'id Al-Khudri juga kerap menziarahi kuburan itu, disebutkan pula terkait hal ini dari Ummu Salamah, Abdullah Bin Umar serta Abu Hurairah. (Dala'ilun Nubuwwah : Jilid 3, Halaman 308).
Tags:
Fikih