Israel Kembali Langgar Genjatan Senjata, Militer Masuk Gaza


Fikroh.com
- Situasi di Gaza pasca kesepakatan gencatan senjata menunjukkan dinamika baru. Meski perjanjian yang diharapkan dapat menenangkan konflik telah dicapai, laporan terbaru menyebutkan bahwa pasukan pendudukan mulai memasuki beberapa area strategis di Gaza menurut sumber Al Jazeera (17/2/2025).

Dalam beberapa jam terakhir, saksi mata dan sumber lokal melaporkan bahwa pasukan israel telah mengerahkan kendaraan militer dan personel bersenjata ke wilayah yang sebelumnya relatif tenang. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Gaza yang masih merasakan dampak berkepanjangan dari konflik sebelumnya. Masyarakat setempat mengungkapkan kecemasan atas potensi eskalasi kekerasan, meskipun ada harapan bahwa kesepakatan yang telah dicapai dapat mendorong stabilisasi situasi.

Para analis mengingatkan bahwa implementasi kesepakatan gencatan senjata masih menghadapi banyak tantangan. Kendati pihak internasional terus mendesak kedua belah pihak untuk menjaga komitmen, kehadiran pasukan israel di lapangan menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pengawasan dan penegakan perjanjian tersebut.

Sementara itu, upaya diplomatik terus berlangsung untuk memastikan bahwa gencatan senjata tidak hanya bersifat sementara. Komunitas internasional menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mengutamakan dialog guna menghindari terjadinya konflik baru yang dapat memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.

Sejarah Pengkhianatan Yahudi Dari Masa ke Masa


Sejarah mencatat bahwa pengkhianatan kaum Yahudi terhadap umat Islam bukanlah isapan jempol belaka. Peristiwa ini terjadi berulang kali setelah perjanjian disepakati.

Dalam artikel berjudul "Usir Mereka" (16/5/2023), Uttiek M. Panji Astuti, penulis buku "Journey to the Light", mengulas tuntas mengenai pengkhianatan kaum Yahudi.

"Kalian harus angkat kaki dari Madinah. Saya beri waktu 10 hari. Jika ada di antara kalian yang masih berada di sini setelah 10 hari, lehernya akan saya tebas!"

Ancaman itu bukanlah sekadar gertak sambal. Kemarahan umat Islam sudah mencapai puncaknya akibat ulah Bani Nadhir, kaum Yahudi yang terus-menerus melakukan pengkhianatan. Salah satu contohnya adalah persekongkolan antara tokoh Bani Nadhir, Salam bin Misykam, dengan Abu Sufyan di Makkah untuk memata-matai kaum Muslimin di Madinah.

Tidak hanya memata-matai, mereka bahkan merencanakan pembunuhan terhadap Rasulullah SAW, padahal sebelumnya mereka telah berjanji untuk tidak mengganggu siapa pun dari kaum Muslimin.

Kisah ini sangat terkenal. Suatu ketika, Rasulullah SAW bersama beberapa sahabatnya pergi ke perkampungan Bani Nadhir untuk meminta diyat atas terbunuhnya dua orang Bani Kilab oleh Amr bin Umayyah ad-Damiri.

Rasulullah SAW diminta untuk menunggu. Saat itulah, mereka bersepakat untuk menjatuhkan batu dari atas tembok tempat Rasulullah SAW duduk. Salah seorang dari mereka, Amru ibnu Jihasy, menyanggupi perbuatan tersebut.

Malaikat Jibril kemudian datang memberitahukan rencana jahat mereka. Seketika itu juga, Rasulullah SAW bangkit dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah kejadian itu, keluarlah ultimatum pengusiran Bani Nadhir. Mereka diizinkan membawa seluruh harta benda mereka, kecuali senjata yang harus ditinggalkan.

Tidak terima dengan pengusiran tersebut, mereka beramai-ramai menghancurkan rumah-rumah mereka agar tidak ada barang yang tersisa dan dapat dimanfaatkan oleh kaum Muslimin.

Sebagian dari mereka hijrah ke Syam, sementara sebagian lainnya bergabung dengan orang-orang Yahudi di Khaibar.

Khaibar merupakan perkampungan Yahudi terbesar di jazirah Arab pada saat itu. Lagi-lagi, di tempat ini mereka membuat masalah hingga akhirnya terjadilah perang Khaibar.

Sebanyak 10.000 pasukan Yahudi melawan 1.600 mujahid dengan 200 orang yang menunggangi kuda. Dalam perang ini, nama Ali bin Abi Thalib sangat terkenal karena berhasil menembus benteng Khaibar yang sangat kuat.

Rasulullah SAW sempat tinggal beberapa waktu di Khaibar setelah kemenangan pasukan Muslimin.

Namun, pengkhianatan kembali terjadi. Di tempat ini, Rasulullah SAW hampir meninggal dunia karena diracun oleh Zainab binti Harith, yang ternyata istri dari Sallam, komandan pasukan Yahudi yang tewas dalam pertempuran.

Kekalahan dalam perang Khaibar memicu dendam turun-temurun. Mereka akan melakukan segala cara untuk memusuhi umat Islam.

Seperti yang pernah diucapkan oleh Moshe Dayan, seorang jenderal zionis, setelah menguasai Palestina, mereka akan kembali ke Yasrib (Madinah).

Tanggal 15 Mei diperingati sebagai Hari Nakba. Nakba, secara bahasa, berarti Hari Bencana. Hari ini menandai berdirinya negara zionis Israel secara ilegal di tanah Palestina pada tahun 1948.

Lima ratus desa dihancurkan. Ratusan ribu Muslim Palestina dengan bekal seadanya hidup terlunta-lunta hingga ke perbatasan. Tak terhitung berapa banyak saudara kita yang gugur pada periode tersebut.

Kaum Yahudi tidak akan menghentikan aksi mereka sebelum tujuan mereka tercapai. Oleh karena itu, sangat pantas jika Rasulullah SAW mengusir mereka dari Madinah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama