Fikroh.com - Materi-materi Halaqah HSI Silsilah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam. Materi HSI ini disajikan per-halaqah. HSI silsilah kitab Fadhlul Islam. Kita akan mulai dari materi HSI Halaqah ke 4 (ketiga) yang berisi -Makna Islam yang Dimaksud- Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyah Penjelasan Kitab Fadhlul Islam yang dikarang oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
HSI Silsilah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam – Halaqah 4, Bab 1 Fadhlul Islam
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه
Halaqah yang ke empat dari Silsilah Ilmiyyah Penjelasan Kitab Fadhlul Islam yang dikarang oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah.
Beliau mengatakan,
وبه نستعين
Dan dengannya kami memohon pertolongan.
Mendatangkan kalimat ini, padahal sebelumnya sudah mengucapkan – بسم الله الرحمن الرحيم – karena mungkin ada diantara pembaca yang tidak menyadari bahwasanya di dalam kalimat bismillah, di sana ada makna isti’anah sehingga beliau nampakkan di sini dan mengatakan – وبه نستعين
Dan didahulukan bihi untuk menunjukan penguatan dan pengkhususan bahwasanya isti’anah ini hanya kepada Allah ﷻ, asalnya – و نستعين به – tapi didahulukan di sini jar dan juga majrur untuk menunjukan pengkhususan, penguatan, dan bahwasanya isti’anah ini hanya kepada Allah ﷻ saja.
Dan ucapan beliau – نستعين – isyaroh bahwasanya yang butuh pertolongan bukan hanya beliau saja tapi juga qurra (yang membaca) dan mengambil faedah dari kitab ini juga. Mereka semuanya dan tidak terkecuali, butuh untuk mendapatkan pertolongan dari Allah ﷻ.
Sebagaimana penulis butuh pertolongan dari Allah ﷻ dalam menulis, maka qurra/orang yang membaca dan yang mengambil faedah kitab ini juga butuh pertolongan dari Allah ﷻ untuk memahami kitab ini dan berusaha untuk mengamalkannya.
Dan kitab yang ada di hadapan kita selain dengan kitab Al Ushul Ats Tsalasah atau Qowaidul Arba atau Kitabut Tauhid yang mungkin relatif lebih mudah dalam memahami maksud dari penulis. Adapun kitab yang ada di hadapan kita ini maka perlu ta’amun, perlu kita berulang-ulang melihat apa maksud penulis ini, kenapa beliau mendatangkan ayat ini, kenapa beliau mendatangkan hadits ini, di dalam bab ini.
Maka tentunya kalau kita melihat thabi’at kitab tersebut adalah demikian, kita sangat butuh dengan pertolongan Allah ﷻ. Dalam kitab yang mudah sekalipun kita butuh pertolongan dari Allah ﷻ apalagi di dalam kitab yang memerlukan kesungguhan di dalam memahaminya. Dan nanti akan kita lihat bagaimana tidak bisa mungkin dari awal kita memahami maksud kenapa penulis di sini mendatangkan ayat ini, kenapa beliau mendatangkan hadits ini, perlu diulang.
Terkadang sudah berulang kali pun kita belum memahaminya. Allahu a’alam apa yang dimaksud oleh penulis dalam masalah ini.
Sebagian ulama ada yang mensifati Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab khususnya ketika beliau membahas Kitabut Tauhid itu hampir sama dengan yang dilakukan oleh Al Imam Bukhori di dalam Shahih Bukhori atau meniru apa yang dilakukan oleh Al Imam al Bukhori di dalam shahihnya. Beliau mendatangkan ayat di awal atau mendatangkan hadits dan terkadang kita tidak memahami dari awal. Pertama kali kita membaca kita belum faham apa maksud beliau. Perlu di sana diputar lagi otak kita, diulang lagi membacanya sehingga kita baru memahami. Dan di akhir ketika kita memahami barulah kita mengetahui atau kita terheran-heran bagaimana Al Imam Al Bukhori bisa sampai kepada pemahamannya. Maksudnya dari sekian ribu ayat dan sekian ribu hadits yang beliau hafal tapi beliau mengkonsentrasikan pada satu kalimat. Satu kalimat ini kemudian dengannya beliau masukkan hadits ini di dalam bab tersebut, sehingga Shahih Bukhori ini bukan kitab yang bisa dengan mudah diajarkan oleh seseorang. Perlu di sana pemahaman yang kuat dan kesabaran untuk bisa mengajarkan kitab semisal Shahih Al Bukhori.
Sehingga ada sebagian (karena dia mungkin merasa tidak mampu) banyak yang lebih memilih kitab yang lain untuk mengajarkan hadits-hadits, seperti misalnya mengajarkan Sunan At Tirmidzi atau mengajarkan Sunan Abi Dawud atau dia mengajarkan Shahih Muslim, padahal Shahih Bukhori lebih shahih dan dia adalah – أصح كتاب بعد كتاب الله – kenapa mereka memilih itu, bukan karena mereka menganggap remeh shahih Bukhori (tidak) tapi lebih mudah dalam mengajarkan.
Kemudian beliau mengatakan,
باب فضل الإسلام
Bab Tentang Keutamaan Islam
Yang dimaksud dengan – فضل – adalah keutamaan atau keistimewaan – ميزة –
Keutamaan artinya kelebihan, -باب فضل الإسلام – berarti di dalam bab ini beliau akan menyebutkan keutaman-keutamaan yang ada di dalam Islam.
Yang dimaksud di dalam Islam di sini adalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ yaitu Dienul Islam.
Islam ada 3 makna:
1. Makna yang paling umum, maknanya adalah agama seluruh para Nabi.
2. Islam sebagai agamanya Nabi Muhammad ﷺ itu lebih khusus daripada yang pertama.
3. Dia adalah satu derajat di dalam agama Islam yang dibawa oleh Nabi ﷺ.
Yang dimaksud dengan – فضل الإسلام – di sini adalah Islam yang ke dua, yaitu Islam dengan makna agamanya Rasulullah ﷺ.
Maka maksud beliau – فضل الإسلام – Bab Tentang Keutamaan Islam maksudnya adalah Islam yang mengumpulkan di dalamnya amalan yang dhohir, amalan yang bathin. Bukan maksudnya adalah Islam dengan yang dimaksud dengan satu martabat saja di dalam agama Islam.
Sebagaimana kita tau bahwasanya Islam secara bahasa artinya adalah menyerahkan. Sudah kita sebutkan dan disebutkan oleh pengarang di dalam Ushul Ats Tsalasah bahwasanya Al-Islam adalah
الاستسلام لله بالتوحيد،
Itu adalah makna Islam.
Adapun yang disebutkan oleh beliau,
الانقياد له بالطاعة، والبراءة من الشرك وأهله.
Maka ini adalah konsekuensi dari yang pertama.
Apa konsekuensi dari menyerahkan diri kepada Allah ﷻ dengan Tauhid?
Kalau sudah pasrah, menyerahkan diri kepada Allah ﷻ dengan Tauhid maka konsekuensinya adalah harus tunduk dengan ketaatan.
Kalau kita memang sudah pasrah, Allah ﷻ menyuruh kita shalat, Allah ﷻ menyuruh kita zakat dan seterusnya maka kita harus – الانقياد – ini adalah konsekuensi dari pasrahnya kita kepada Allah ﷻ dengan Tauhid.
Dan diantara konsekuensinya kalau kita memang sudah menyerahkan diri kepada Allah ﷻ dengan meng-Esa-kan Allah ﷻ dalam ibadah, yang namanya Tauhid berarti hanya menyembah Allah ﷻ saja. Konsekuensinya adalah berlepas diri dari kesyirikan dan harus berlepas diri dari orang-orang yang menyekutukan Allah ﷻ.
Berarti Islam, Islam yang sebenarnya adalah Islam secara bathin maupun Islam secara dhohir. Oleh sebab itu dikatakan – باب فضل الإسلام – Islam di sini maknanya Dienu Muhammad ﷺ. Dan agama Muhammad mencakup perkara-perkara yang dhohir maupun yang bathin.
Apa kelebihan Islam (yaitu Islam yang mencakup di dalamnya pasrah bathin kita dan juga pasrah dhohir kita? Dienul Islam mencakup dengan 2 makna)? Ini yang akan disampaikan oleh beliau di sini dan Insya Allah nanti pada bab-bab yang selanjutnya ketika membahas tentang Tafsiru Islam nanti akan dibahas tentang apa yang disebutkan tadi.
Bahwasanya Tafsiru Islam itu adalah mencakup amalan yang dhohir dan bathin.
Di sini beliau menyebutkan keutamaan Islam. Kenapa beliau mendahulukan menyebutkan tentang keutamaan, kemudian setelah itu menyebutkan tentang kewajiban, kemudian setelah itu menyebutkan tentang tafsirnya? Maksudnya adalah supaya kita semangat di awal untuk mempelajari tentang Islam ini, karena nanti akan membaca ayat, hadits, ucapan para salaf, yang menunjukan tentang keutamaan Islam.
Maka dengan diawali kitab ini dengan penyebutan – فضل الإسلام – diharapkan kita akan rindu, tertarik, dan senang untuk mempelajari lebih lanjut tentang Islam ini, sehingga beliau akhirkan tentang pembahasan wajibnya Islam dan beliau akhirkan tentang tafsir Islam ini.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, semoga bermanfaat, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Abdullah Roy