Fikroh.com - "Sebaik-baiknya lauk adalah cuka". Demikian bunyi hadits Nabi dalam sebuah riwayat yang shahih. Namun apa sebenarnya yang Baginda Nabi maksud? Apakah itu menunjukkan keutamaan cuka sebagai lauk? Ataukah ada maksud yang lain? Dalam memahami hadits “sebaik-baiknya lauk adalah cuka” perlu memahami beberapa faktor seperti sebab Baginda Nabi Muhammad mengatakan hal tersebut, keadaan sosial, dan juga merujuk pemahaman ulama terhadap hadits itu.
Takhrij Hadits
Hadits ini diriwayatkan oleh banyak mukharrij seperti Imam Muslim bin al-Hajjaj (204 – 261 H), Imam Abu Dawud (202 – 275 H), Imam al-Tirmidzi (209 – 279 H), dan banyak lagi lainya. Imam Muslim meriwayatkan hadits ini dalam kitabnya Shahih Muslim pada bab fadhilah al-khall wa al-ta’addum bihi (keutamaan cuka sebagai lauk) dengan redaksi sebagai berikut:
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ ، أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ ، أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ عَائِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « نِعْمَ الْأُدُمُ، أَوِ الْإِدَامُ الْخَلُّ .»
Artinya: ’’Dari Abdullah bin Abdurrahman al-Darimi, dari Yahya bin Hassan, dari Sulaiman bin Bilal, dari Hisyam bin Urwah, dari Ayahnya (Urwah bin Zubair) dari ‘Aisyah ia mengatakan bahwa Nabi ﷺ bersabda, sebaik-baiknya lauk adalah cuka.” (HR Imam Muslim)
Hadits ini tidak menjelaskan alasan Baginda Nabi mengatakan hal tersebut. Untuk itu, kita perlu meninjau hadits yang lain yang bisa membantu menjelaskan maksud dari hadits ini. Hal ini berlandaskan pada kaidah الحديث يفسر بعضه بغضا (suatu hadits akan menjelaskan makna hadits yang lainya).
Pada beberapa hadits setelahnya, Imam Muslim pun juga meriwayatkan hadits dari jalur Zubair bin Abdillah yang menjelaskan kronologi mengapa Baginda Nabi mengatakan hal tersebut sebagai berikut:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَ أَهْلَهُ الْأُدُمَ، فَقَالُوا: مَا عِنْدَنَا إِلَّا خَلٌّ، فَدَعَا بِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ بِهِ وَيَقُولُ: نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ، نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ
Artinya: ’’Bahwa Baginda Nabi ﷺ meminta lauk kepada keluarganya kemudian mereka mengatakan, kami tidak punya apa-apa selain cuka, maka Nabi memakannya dan berkata, sebaik-baiknya lauk adalah cuka.”
Melihat Keadaan Sosial
Dalam memahami hadits ini kita juga perlu melihat keadaan sosial pada saat itu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Prof KH Ali Mustafa Yaqub dalam الطرق الصحيحه في فهم السنة النبوية (cara benar memahami hadits) bahwa dalam memahami hadits harus memahami الحالة الإجتماعية (kondisi sosial). Bisa jadi Baginda Nabi Muhammad ﷺ mengatakan hal tersebut karena makanan pokok mereka adalah roti sehingga cuka bisa menjadi lauknya. Hal ini tentunya berbeda dengan kondisi di Indonesia, di mana nasi adalah makanan pokoknya.
Dengan menimbang hal tersebut, maka hadits ini tidak bisa dipahami secara tekstual saja bahwa lauk yang paling baik adalah cuka. Namun juga bisa dipahami bahwa lauk yang paling baik adalah apa yang ada.
Pemahaman Ulama terkait Makna Hadits
Ulama pun berbeda dalam memahami hadits ini. Ada yang memahami secara tekstual dan ada yang memahami secara kontekstual. Imam Muhyiddin al-Nawawi (631 – 676 H) termasuk ulama yang memahami hadits ini secara tekstual. Dikatakan bahwa hadits ini menunjukkan keutamaan cuka sebagai lauk pauk.
Imam al-Khatabi dan al-Qadhi ‘Iyad memahami hadits ini secara kontekstual. Dikatakan bahwa yang dimaksud adalah keutamaan memakan lauk yang ada di depan kita. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Imam al-Nawawi dalam kitab syarahnya terhadap Shahih Muslim sebagai berikut:
فَقَالَ الْخَطَّابِيُّ وَالْقَاضِي عِيَاضٌ مَعْنَاهُ مَدْحُ الاقتصار فى المأكل ومنع النفس عن مَلَاذِّ الْأَطْعِمَةِ تَقْدِيرُهُ ائْتَدِمُوا بِالْخَلِّ وَمَا فِي معناه مما تخف مؤنته
Artinya: ’’Imam al-Khaththabi dan al-Qadhi ‘Iyad mengatakan makna hadits ini ialah pujian untuk merasa cukup dalam makanan dan menahan diri dari terlalu banyak makanan yang enak, taqdirnya ialah jadikanlah cuka dan yang seperti cuka sebagai lauk pauk yaitu lauk apapun yang harganya tidak mahal.''
Terlepas dari dua cara memahami ini, masing-masing memiliki bobot kebenaran. Alangkah bijak jika, kemungkinan dua pemaknaan ini tidak saling olok. Atau merasa paling benar. Seraya menyalahkan pemaknaan lain. Waallahu a’lam bisshowab.
Hukum Cuka Vinegar
Cuka atau vinegar asalnya dihukumi halal. Allah Ta’ala berfirman,
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ
“Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah: 57).
Cuka termasuk makanan yang thoyyib (baik). Tidak ada dalil yang mengharamkan cuka sehingga cuka dihukumi halal sebagaimana asalnya. Dalil yang mendukung cuka adalah makanan yang thoyyib adalah hadits dari ‘Aisyah berikut, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَ الأُدُمُ – أَوِ الإِدَامُ – الْخَلُّ
“Sebaik-baik bumbu dan lauk adalah cuka” (HR. Muslim no. 2051).
Juga ada hadits dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada keluarganya tentang lauk. Mereka lantas menjawab bahwa tidak di sisi mereka selain cuka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,
نِعْمَ الأُدُمُ الْخَلُّ نِعْمَ الأُدُمُ الْخَلُّ
“Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR. Muslim no. 2052).
Rincian Hukum Cuka dari Mana Cuka Berasal
Ada beberapa rincian hukum cuka dari mana cuka berasal sebagai berikuta:
1- Jika cuka berasal dari khomr (segala sesuatu yang memabukkan), lalu diolah dengan tangan manusia menjadi cuka, maka tidaklah halal. Hadits yang mendukung hal ini,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَبَا طَلْحَةَ سَأَلَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَيْتَامٍ وَرِثُوا خَمْرًا قَالَ « أَهْرِقْهَا ». قَالَ أَفَلاَ أَجْعَلُهَا خَلاًّ قَالَ « لاَ »
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Abu Tholhah pernah bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai anak yatim yang diwarisi khomr. Lantas beliau katakan, “Musnahkan khomr tersebut.” Lalu Abu Tholhah bertanya, “Bolehkah aku mengolahnya menjadi cuka?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak boleh.” (HR. Abu Daud no. 3675. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa ini adalah penjelasan yang amat jelas bahwa khomr jika diolah menjadi cuka (dengan tangan manusia), maka itu tidak dibolehkan. Jika hal itu dibolehkan, maka tentu harta anak yatim lebih pantas untuk diperlakukan seperti itu karena harta mereka sudah sepantasnya dijaga, dikembangkan dan diperhatikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang membuang-buang harta. Jika diperintah untuk dimusnahkan berarti yang dimaksud adalah membuang-buang harta. Maka sudah dimaklumi bahwa mengolah khomr menjadi cuka tidak membuat khomr tersebut jadi suci.
2- Jika khomr berubah dari cuka dengan sendiri (secara alami). Maka ini kembali ke hukum asal cuka yang telah diulas, yaitu suci dan halal. Imam Malik rahimahullah sampai-sampai mengatakan, “Aku tidak suka seorang muslim mewariskan khomr lantas khomr tersebut diolah (dengan tangan) lantas menjadi cuka. Namun jika khomr tersebut menjadi cuka dengan sendirinya, maka tidak mengapa untuk disantap.”
3- Jika alkohol bukan aslinya dari khomr, maka tidak ada masalah. Seperti yang kita lihat dari proses saat ini yang berlaku, cuka (asam asetat) diproduksi bukan dari khomr, tetapi dari proses fermentasi tetes tebu, yang diolah menjadi alkohol, lalu aldehid dan menjadi asam asetat.
Silakan lihat pembagian di atas dari Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, 22: 121 dan Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 113941.
Manfaat Cuka Apel untuk Kesehatan
Cuka apel telah lama digunakan dalam berbagai tradisi kesehatan dan kecantikan. Terbuat dari fermentasi apel, cuka ini dikenal karena kandungan nutrisi dan senyawa aktifnya yang beragam. Berikut adalah beberapa manfaat cuka apel untuk kesehatan:
1. Meningkatkan Pencernaan: Cuka apel dapat membantu meningkatkan pencernaan dengan meningkatkan produksi asam lambung. Ini dapat membantu tubuh mencerna makanan lebih efisien dan mengurangi masalah seperti kembung dan gas.
2. Mengontrol Gula Darah: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cuka apel dapat membantu mengatur kadar gula darah, terutama setelah makan makanan tinggi karbohidrat. Ini bisa sangat berguna bagi penderita diabetes tipe 2 atau mereka yang ingin menjaga kestabilan gula darah.
3. Menurunkan Berat Badan: Cuka apel dapat membantu menurunkan berat badan dengan meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi nafsu makan. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi cuka apel secara teratur dapat membantu mengurangi berat badan dan lemak tubuh.
4. Meningkatkan Kesehatan Jantung: Cuka apel mengandung antioksidan seperti polifenol, yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa cuka apel dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah.
5. Menjaga Kesehatan Kulit: Cuka apel memiliki sifat antiseptik dan anti-inflamasi, yang dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan iritasi. Larutan cuka apel yang diencerkan dapat digunakan sebagai toner untuk membantu menjaga keseimbangan pH kulit.
6. Meningkatkan Energi dan Stamina: Kandungan mineral dalam cuka apel, seperti kalium, dapat membantu meningkatkan energi dan mengurangi kelelahan. Minum air cuka apel dapat membantu meningkatkan stamina dan performa fisik.
7. Detoksifikasi Tubuh: Cuka apel dianggap dapat membantu proses detoksifikasi dengan meningkatkan fungsi hati dan ginjal. Ini membantu tubuh membuang racun dan meningkatkan kesehatan keseluruhan.
Cara Mengonsumsi Cuka Apel
Untuk mendapatkan manfaat cuka apel, Anda dapat mengonsumsinya dengan cara berikut:
- Larutan Air Cuka: Campurkan satu hingga dua sendok makan cuka apel dengan segelas air dan minum sebelum makan.
- Sebagai Dressing Salad: Gunakan cuka apel sebagai bahan dressing salad untuk menambahkan rasa sekaligus manfaat kesehatannya.
- Dalam Smoothie: Tambahkan sedikit cuka apel ke dalam smoothie untuk manfaat kesehatan tambahan.
Perhatian
Meskipun cuka apel memiliki banyak manfaat, penting untuk mengonsumsinya dengan hati-hati. Cuka apel bersifat asam dan dapat merusak enamel gigi atau menyebabkan iritasi tenggorokan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Selalu pastikan untuk mencairkannya dengan air atau mengonsumsinya dalam jumlah moderat.
Secara keseluruhan, cuka apel adalah tambahan yang bermanfaat untuk diet dan rutinitas kesehatan Anda, namun sebaiknya digunakan dengan bijaksana.
Tags:
Hadits