Maulid Nabi, Haruskan Diperingati? Sebuah Renungan Bagi Pecinta Kebenaran

Maulid Nabi, Haruskan Diperingati?

Fikroh.com
- Jamak diketahui, setiap masuk bulan rabi'ul awwal sebagian kaum muslimin dengan meriah mengadakan peringatan maulid Nabi. Ekspresi cinta dan pengagungan kepada Nabi. Namun bagaimanakah tinjaun hukum dari As-sunnah? 

Al-'Alamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah dalam "Majmu Fatawanya" (I/178-182) telah menjelaskan perkara ini secara jelas, tegas, dan gamblang. Beliau rahimahullah berkata :

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اهتدى بهداه

Amma ba'du: "Sungguh aku telah berkali-kali ditanya dari banyak orang tentang hukum perayaan maulid  Nabi shalallahu alaihi wa sallam, lalu berdiri ditengah-tengah acara tersebut, memberikan salam kepada Beliau dan selainnya dari apa-apa yang biasa dilakukan dalam maulid Nabi.

Jawabannya adalah tidak boleh merayakan maulid Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan juga selainnya, karena hal tersebut adalah bid'ah yang dibuat-buat dalam agama. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tidak melakukannya, tidak juga khulafaur rasyidin, tidak juga para sahabat lainnya, tidak pula para Tabi'in yang mereka hidup pada kurun yang utama, mereka adalah manusia-manusia yang paling mengetahui sunah, paling sempurna cintanya kepada Rasulullah dan yang terdepan dalam mengikuti syariatnya dibandingkan orang-orang yang sesudahnya. Telah tsabit dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam bahwa Beliau bersabda :

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد

"Barangsiapa yang membuat-buat perkara baru dalam urusan kami yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak." (Muttafaqun alaih)

Dalam hadits lain Beliau bersabda :

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة

"Wajib bagi kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnahnya khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk setelahku. Berpeganglah kalian dengannya, gigitlah dengan gigi geraham. Dan waspadalah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

Dalam kedua hadits ini terdapat peringatan yang keras dari membuat-buat bid'ah dan mengamalkannya. Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa berfirman dalam kitabnya yang terang :

وَمَاۤ اٰتٰٮكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰٮكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ  

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 7).

Firman-Nya Azza wa Jalla :

فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖۤ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَ لِيْمٌ

"maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (QS. An-Nur 24: Ayat 63).

Firman-Nya Subhaanahu :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا   

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21).

Firman-Nya Ta'aalaa :

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍ  ۙ  رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا  ۗ  ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ

"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah 9: Ayat 100).

Firman-Nya Ta'aalaa :

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا  ۗ  

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. " (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 3)

Ayat-ayat yang semakna dengan ini adalah sangat banyak, membuat-buat semisal maulid ini dapat memberikan stigma bahwa Allah Ta'aalaa belum menyempurnakan agama ini dan Rasulnya tidak menyampaikan kepada umatnya yang seharusnya mereka lakukan maulid tersebut, hingga datang orang-orang belakangan membuat-buat dalam syariat Allah sesuatu yang tidak diizinkannya, mereka mengklaim bahwa perayaan ini adalah diantara pendekatan diri kepada Allah. Ini semua tanpa keraguan lagi adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan dan menentang Allah dan Rasul-Nya, karena Allah telah menyempurnakan bagi para hambanya agama yang sempurna dan menyempurnakan nikmat-Nya kepada mereka.

Rasul shalallahu alaihi wa sallam sungguh telah menyampaikan dengan penyampaian yang gamblang dan tidak meninggalkan satu jalan pun yang menyampaikan kepada al-Jannah dan menjauhkan dari neraka, melainkan Beliau telah menerangkannya kepada umatnya, sebagaimana telah tsabit dalam hadits yang shahih dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu anhumaa, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

ما بعث الله من نبي إلا كان حقا عليه أن يدل أمته على خير ما يعلمه لهم، وينذرهم شر ما يعلمه لهم

"Tidaklah Allah mengutus Nabi, melainkan wajib baginya menunjuki umatnya kepada kebaikan yang dapat mereka kerjakan dan memperingatkan kejelekan agar umatnya tidak melakukannya." (HR. muslim).

Telah diketahui bahwa Nabi kita adalah seutama-utamanya para Nabi dan penutupnya, Beliau yang paling sempurna memberikan penyampaian dan nasehat, seandainya memperingati maulid termasuk bagian agama yang Allah ridho kepadanya, niscaya akan dijelaskan oleh Rasulullah kepada umatnya atau Beliau akan mengerjakannya pada masa hidupnya atau akan dikerjakan oleh para sahabat radhiyallahu anhum. Maka tatkala hal tersebut tidak terjadi, tahulah kita bahwa itu bukan bagian dari Islam sedikitpun, bahkan ini adalah perkara yang dibuat-buat yang telah diperingatkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam kepada umatnya, sebagaimana telah kami sebutkan pada dua hadits sebelumnya yang telah datang yang semakna dengannya hadits-hadits yang lain. Misal sabda Nabi pada waktu khutbah Jum'at :

أما بعد فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة

 "Amma ba'du, sebaik-baik pembicaraan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuknya Muhammad shalallahu alaihi wa sallam. Seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan dan setiap bid'ah adalah kesesatan." (HR. Muslim).

Ayat-ayat dan hadits-hadits dalam bab ini sangat banyak, sungguh sekelompok ulama telah menegaskan pengingkarannya terhadap maulid Nabi dan memperingatkan darinya, dalam rangka mengamalkan dalil-dalil yang kami sebutkan dan selainnya, sebagian ulama mutaakhirin menyelisihinya dan membolehkannya jika tidak ada hal-hal yang mungkar padanya, seperti berlebih-lebihan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, bercampur baur antara wanita dan laki-laki, menggunakan alat musik dan selainnya dari perkara-perkara yang diingkari oleh syariat yang suci. Mereka mengklaim ini sebagai bid'ah hasanah.

Kaedah syariat mengatakan untuk mengembalikan hal-hal yang diperselisihkan oleh manusia kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulnya Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, sebagaimana Firman ALLAH Azza wa Jalla :

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْ ۚ  فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَـوْمِ الْاٰخِرِ  ۗ  ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59).

Dan Firman-Nya :

Allah SWT berfirman:

وَمَا اخْتَلَـفْتُمْ فِيْهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهٗۤ اِلَى اللّٰهِ   

"Dan apa pun yang kamu perselisihkan padanya tentang sesuatu, keputusannya (terserah) kepada Allah" (QS. Asy-Syura 42: Ayat 10).

Mari kita kembalikan masalah ini yakni peringatan  maulid Nabi kepada Kitabullah, maka kita dapati bahwa kita diperintah untuk mengikuti Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam terhadap apa saja yang yang dibawa oleh Beliau dan memperingatkan apa saja yang dilarangnya dan mengabarkan kepada kita bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa telah menyempurnakan untuk umat ini agamanya. Peringatan tersebut tidak datang dari Rasulullah sehingga bukan bagian dari agama yang telah Allah sempurnakan untuk kita dan memerintahkan kepada kita untuk mengikuti Rasulnya. 

Dan tatkala kita kembalikan juga kepada Sunnah Rasulnya, maka kita tidak mendapati bahwa Beliau mengerjakannya dan tidak juga memerintahkannya dan tidak dikerjakan juga oleh para sahabat radhiyallahu anhum. Oleh karena itu, tahulah kita bahwa hal tersebut bukan bagian dari agama, bahkan ini adalah bid'ah yang muhdats. Dengan demikian jelaslah bagi setiap orang yang sekalipun minim pengetahuannya, namun mengharapkan kebenaran dan obyektif dalam mencari kebenaran bahwa peringatan maulid Nabi bukan bagian dari agama ISLAM, bahkan ini adalah bid'ah yanh mukhdats, yang Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan untuk meninggalkannya dan memperingatkan darinya. Tidak selayaknya bagi orang yang berakal untuk tertipu dengan banyaknya orang yang melakukannya di seluruh dunia, karena kebenaran tidak dikenali dengan banyaknya yang melakukannya, hanyalah ia dikenali dengan dalil-dalil syariah, sebagaimana Firman Allah tentang Yahudi dan Nashrani :

وَقَالُوْا لَنْ يَّدْخُلَ الْجَـنَّةَ اِلَّا مَنْ كَانَ هُوْدًا  اَوْ نَصٰرٰى ۗ  تِلْكَ اَمَانِيُّهُمْ ۗ  قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَکُمْ اِنْ کُنْتُمْ  صٰدِقِيْنَ

"Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani. Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 111).

Dan Firman-Nya :

وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ   اِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ

"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan." (QS. Al-An'am 6: Ayat 116).

Kemudian umumnya peringatan maulid ini -disamping bid'ah- tidak terlepas juga dari acara-acara yang mungkar, seperti campur baur wanita dan laki-laki, penggunaan alat musik dan nyanyian, minuman memabukkan dan dilarang serta kejelekan lainnya. Bahkan terkadang padanya terdapat hal yang lebih besar dari itu semua, yaitu syirik akbar, dengan berlebih-lebihan terhadap Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam atau kepada selainnya dari para wali, berdoa dan beristighosah kepadanya, mengharapkan al-Madad, berkeyakinan bahwa Beliau mengetahui hal yang ghoib dan yang semisalnya dari perkara-perkara kekufuran yang diabaikan oleh kebanyakan manusia tatkala merayakan maulid Nabi dan selainnya yang biasanya mereka sebut sebagai wali. Telah shahih dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bahwa Beliau bersabda :

إياكم والغلو في الدين فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو في الدين

"Hati-hatilah kalian dari berlebih-lebihan dalam beragama, karena hanyalah dibinasakannya umat-umat sebelum kalian karena berlebih-lebihan dalam beragama." (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).

Beliau juga bersabda :

لا تطروني كما أطرت النصارى ابن مريم إنما أنا عبد، فقولوا: عبد الله ورسوله

"Janganlah kalian memujiku sebagaimana nashrani memuji Ibnu Maryam, karena aku adalah seorang hamba, katakanlah : "hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR. Bukhori).

Diantara perkara yang ajaib dan aneh, kebanyakan orang bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menghadiri peringatan bid'ah ini dan membelanya, namun mereka menyelisihi apa yang diwajibkan oleh Allah yaitu menghadiri sholat Jum'at dan sholat berjamaah, kepala mereka tidam terangkat karena ini dan tidak melihatnya sebagai kemungkaran yang besar, tidak ragu lagi ini adalah kelemaham iman dan sedikitnya ilmu dan banyaknya noda yang menempel di hatinya karena dipenuhi dosa dan kemaksiatan. Kami memohon kepada Allah afiyat kepada kami dan seluruh kaum Muslimin.

Diantata bentuk kemungkaran lainnya bahwa sebagian mereka berkeyakinan bahwa Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menghadiri acara maulid tersebut, oleh sebab itu mereka berdiri dalam rangka menghormati dan menyambutnya. Ini adalah kebatilan yang sangat besar dan kebodohan yang sangat, karena Rasulullah tidak keluar dari kuburnya sebelum kiamat terjadi, Beliau tidak mengunjungi seorang pun dan tidak menghadiri perkumpulan mereka, bahkan Beliau tinggal didalam kuburnya sampai hari kuamat dan ruhnya berada di ketinggian 'Iliyyin disisi RABNYA du negeri al-Karamah, sebagaimana  Firman-Nya dalam surat al-Mu'minin : 

ثُمَّ اِنَّكُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ لَمَيِّتُوْنَ # ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ

"Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati. Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 15-16)

Nabi Shallahu alaihi wa sallam bersabda :

أنا أول من ينشق عنه القبر يوم القيامة وأنا أول شافع وأول مشفع

"aku adalah orang yang pertama dibangkitkan dari kubur pada hari kiamat dan aku adalah yang pertama memberikan syafaat dan yang menerima syafat." (HR. Ibnu Majah).

Ayat yang mulia ini dan hadits yang mulia dan yang semaknanya semuanya menunjukkan bahwa NABI shalallahu alaihi wa salam dan selainnya adalah mayat dan hanyalah mereka akan dibangkitkanari kuburnya pada hari kiamat. Ininadalah perkara yang disepakati oleh ulama kaum Muslimin tidak ada perselisihan dianatara mereka, maka hendaknya setiap muslim memperhatikan perjara ini dan memperingatkan dari yang dibuat-buat oleh orang yamg bodoh dan yang semisal dengan mereka dari bid'ah-bid'ah dan penyimpangan yang Allah tidak menurunkan petunjuk atas hal tersebut. 

والله المستعان، وعليه التكلان، ولا حول ولا قوة إلا به.

Adapun sholawat dan salam kepada Rasulullah adalah seutama-utama pendekatan diri kepada Allah termasuk amal sholih, sebagaimana Firman-Nya :

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ   ۗ  يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 56).

Nabi bersabda :

من صلى علي واحدة صلى الله عليه بها عشرا

"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak 10 kali" (HR. Muslim).

Ini disyariatkan sepanjang waktu dan lebih dikuatkan di akhir sholat bahkan wajib menurut sejumlah ulama ketika tasyahud akhir dalam sholat dan sunnah muakad di tempat-tempat yang banyak, diantaranya : setelah azan, ketika disebut nama Beliau, pada hari Jum'at dan malamnya, sebagaimana ditunjukkan oleh hadits-hadits yang sangat banyak.

والله المسؤل أن يوفقنا وسائر المسلمين للفقه في دينه والثبات عليه، وأن يمن على الجميع بلزوم السنة، والحذر من البدعة، إنه جواد كريم، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه.

Semoga Alloh senantiasa memberikan Taufiq dan hidayah-Nya kepada segenap kaum muslimin dimanapun berada. Serta dibimbing untuk memahami agamanya dan kokoh diatas ajaran-ajaran-Nya yang Haq. Dijauhkan dari penyimpangan dan bid'ah munkaroh dalam beragama. Aamiin.

Diterjemahkan oleh: Abu  Abu Sa'id Neno Triyono

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama