Fikroh.com - Ada sebuah pertanyaan, apa hukum sholat sambil menggendong putra atau putrinya yang memakai pampers?
Jawaban, Sebelum menjawab harus dilihat pada 2 keadaan.
Keadaan Pertama, Apabila pampers tersebut masih bersih belum terkena hadats dari putra atau putri kita maka sepakat para ulama boleh dan sah sholatnya.
Keadaan kedua, Apabila pampers tersebut sudah terkena hadats baik kencing atau air besar, maka para ulama berbeda pendapat dalam hal ini ibu,
Sebagiannya berpendapat Tidak apa-apa menggendongnya dan sah sholatnya.
Sebagian lagi berpendapat tidak boleh dan tidak sah sholatnya.
Adapun pendapat yang membolehkan diantaranya ahlul hadits jaman ini Fadhilatush syaikh Abdul Muhsin al Abad hafizhahullah (Bpk dari syaikh Abdurrazaq yang kemarin di istiqlal Jakarta) Ketika memberikan penjelasan kitab abu daud pada hadits abu Qatadah al Atsariy,
حكم حمل الأطفال أثناء الصلاة أو الطواف
“Hukum menggendong anak-anak ketika sholat dan thowaf”.
قال الإمام الخطابي: (فيه دليل على أن ثياب الأطفال وأبدانهم على الطهارة ما لم يعلم النجاسة).
“Berkata imam al Khothobiy: ‘Dalam hadits ini dalil bahwa pakaian anak-anak dan badan-badan mereka dalam keadaan suci selama tidak mengetahui adanya najis (secara dzahir)
وهذا هو الأصح؛ لأن الأصل الطهارة إلا إذا علمت النجاسة فإذا كان الولد أو الجارية التي يحملها الشخص في الصلاة عليها حفاظة، وفيها شيء من النجاسة، فإن كانت النجاسة ظاهرة، ويمكن أن تؤثر، فلا يجوز له أن يحملها، وأما إذا كان هناك نجاسة ولكنها ليست ظاهرة ولا تصل إليه فليس هناك بأس.
والطواف بالأطفال من جنسه، فإذا دعت الحاجة إلى حمل الأطفال فالأصل هو طهارة ثيابهم وأبدانهم، إلا إذا وجدت النجاسة وظهرت، وغالبا أن النجاسات إذا وجدت في الحفائظ من الداخل فإنها تتشربها؛ لأن فيها مانعا يمنعها من أن تظهر، فما دام أن النجاسة لم تظهر وأمنت ناحية تنجيسها لما حولها فلا بأس.
Berkata syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah ta’ala,
“Dan inilah yang Shahih yakni Apabila anak atau anak perempuan yang digendong tersebut memakai pampers yang di dalamnya ada najis yang nampak(tembus keluar papers) dan mungkin mempengaruhi maka tidak boleh menggendongnya,
Adapun apabila najis tersebut tidak nampak (tidak tembus keluar) dan tidak sampai kepadanya maka tidak mengapa. Dan hukum thawaf dengan menggendong anak sama dengan masalah ini. Bila diperlukan menggendong anak maka pada asalnya pakaian dan badan mereka suci kecuali jika ditemukan najis dan nampak (tembus keluar dari pampersnya)
Dan kebanyakan najis-najis yang terdapat di dalam pampers diserap oleh pampers tersebut, karena di dalamnya ada yang mencegah najis tersebut nampak, oleh karena itu selama najis tersebut tidak nampak dan tidak menajisi apa yang ada di sekitarnya maka tidak mengapa”.
(Syarh Sunan Abi Dawud, Syaikh Abdul Muhsin al Abad, Makt, Syamillah Juz. 118, hal.11).
Adapun diantara ulama yang tidak membolehkan menggendong anak yang memakai pampers sudah terdapatnya hadatsnya adalah Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah,
حمل الطفل أثناء الصلاة وبه أذى
“Hukum menggendong anak yang ada kotoran (najis) nya ketika sholat”
أحياناً أقوم بحمل طفلتي أثناء الصلاة لبكائها الشديد، ويكون عليها الحفاظ وقد أحدثت به، فما حكم صلاتي وحملي لها أثناء الصلاة، والحال ما ذكرت؟
Pertanyaan:
“Kadang-kadang Aku menggendong putriku yang masih kecil saat aku mengerjakan shalat karena dia menangis kencang. Putri kecilku tersebut memakai pampers namun dia sudah mengencingi pampers tersebut. Apa hukum untuk shalatku? Apa hukum kelakuanku tersebut yaitu menggendong anak kecil dalam keadaan demikian?”
إذا كان فبها أذى لا تحمليها, إذا كان فيها الأذى –الحفاظ فيها الأذى– لا تحمليها أما إذا كانت نظيفة فلا بأس, فقد ثبت عنه -صلى الله عليه وسلم- أنه صلى وهو حامل أمامة بنت زينب -بنت بنته- يصلي بها والناس ينظرون، فإذا سجد وضعها وإذا قام حملها -عليه الصلاة والسلام- وقد حمل العلماء ذلك على أنها كانت نظيفة طاهرة فالأحوط لك ألا تفعلي هذا إلا إذا كنت تعرفين أنها طاهرة, هذا هو الأحوط ولا تحمليها وهي فيها النجاسة.
Jawaban,
“Jika ada najis di pampers maka anak tersebut tidak boleh digendong. Sekali lagi jika ada najis di pampers anak tersebut tidak boleh digendong. Lain halnya jika pampers tersebut masih bersih maka tidak mengapa menggendongnya. Dalilnya karena Nabi pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab, cucu beliau. Nabi shalat sambil menggendong cucunya dalam keadaan disaksikan oleh banyak orang. Jika Nabi sujud beliau letakkan Umamah. Jika beliau berdiri Umamah kembali beliau gendong. Para ulama menyatakan bahwa menggondang anak kecil saat shalat itu boleh manakala anak tersebut dalam keadaan bersih atau tidak najis. Sikap yang lebih hati-hati adalah tidak menggendong anak kecil kecuali dalam kondisi yakin bahwa dia dalam kondisi tidak membawa najis. Inilah sikap yang lebih hati-hati, tidak menggendongnya saat anak tersebut membawa najis di pampersnya”.
– ما حكم الصلاة التي صلتها وحالها ما ذكرت؟
“Apa Hukum shalat yang telah kukerjakan dalam keadaan sebagaimana di atas?”
نرجو ألا إعادة عليها -إن شاء الله- نرجو ألا إعادة عليها لكن في المستقبل تحتاط. بارك الله فيكم, وأحسن الله إليكم, وجزاكم الله خير الجزاء
“Kami berharap, insya Allah, anda tidak perlu mengulangi shalat tersebut. Akan tetapi di masa yang akan datang hendaknya bersikap lebih hati-hati”.
Kesimpulan,
1. Perkara tersebut diperselisihkan oleh para ulama, jadi wajib berlapang dada dalam hal ini.
2. Pendapat yang kuat sebagai sikap kehatihatian tidak menggendongnya apabila yakin diketahui terdapat hadats dalam pampers tsb. Allahu’alam.