Fikroh.com - Tidak asing lagi bagi kita, sebuah hadits pendek yang syarat makna dan sering disampaikan dalam forum kajian maupun kematian, hadits tersebut berbunyi:
ﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﻤﻮﺕ ﻭﺍﻋﻈﺎً
“Cukuplah Kematian sebagai nasehat”.
Hadits ini dikatakan disabdakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, yang riwayatnya ditulis oleh :
- Imam Baihaqi dalam “Syu’abul Iman” (no. 10160).
- Imam Al Qodhoo’I dalam “Musnad” (no. 12966).
- Imam Ibnul A’robi dalam “Mu’jam” (no. 962).
- Imam Ibnu HIbatullah dalam “Ta’ziyatul Muslim an ‘Akhiihi” (1/49).
Semua Aimah (ulama) diatas meriwayatkannya dari jalan :
ﺛﻨﺎ ﺩﺍﻭﺩ ﺑﻦ ﺭﺷﻴﺪ ، ﺛﻨﺎ ﺍﻟﺮﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﺑﺪﺭ ، ﻋﻦ ﻳﻮﻧﺲ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ، ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ ، ﻋﻦ ﻋﻤﺎﺭ ﻳﻌﻨﻲ ﺍﺑﻦ ﻳﺎﺳﺮ “
"haddatsanaa Daawud bin Rosyiid, haddatsanaa Ar-Robii’ bin Badar dari Yunus bin ‘Ubai dari Al Hasan dari ‘Amaar bin Yaasir radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam secara marfu’.
Kedudukan sanad:
Semua perowinya tsiqoh, menurut Al Hafidz dalam “At-Taqriib”, kecuali Ar-Robii’, ia dinilai matruk oleh Al Hafidz. Sehingga sanad ini sangat lemah.
Disamping kelemahan pada rowinya, hadits ini juga munqothi, karena Al Hasan Al Bashri, dengan ketsiqohannya beliau adalah seorang Mudallis dan riwayat ‘an’anahnya terkadang membahayakan dan ini terbukti pada sanad ini, dimana Imam Al Mizziy dalam “Tahdzibul Kamal” mengatakan bahwa Al Hasan tidak pernah mendengar dari sahabat ‘Amaar. Alhasil sanad riwayat ini sangat lemah.
Namun terdapat jalan lain dari sahabat ‘Amaar radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam “Az-Zuhud” (993) dengan sanad :
ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺳﻴﺎﺭ ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺟﻌﻔﺮ ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻳﻮﻧﺲ ﺑﻦ ﻋﺒﻴﺪ ، ﻋﻦ ﺭﺟﻞ ، ﻋﻦ ﻋﻤﺎﺭ ﺑﻦ ﻳﺎﺳﺮ
“haddatsanii Sayaar, haddatsanaa Ja’far, haddatsanaa Yunus bin ‘Ubaid dari seorang laki-laki dari ‘Amaar bin Yaasir ia berkata (mauquf haditsnya)”.
Imam Ibnu Abid Dunya dalam “Al Yaqiin” (no. 30), juga meriwayakan dengan sanad yang sama, hanya bedanya Yunus berkata : ‘dari orang yang mendengar ‘Amaar ia berkata : “idem”.
Kedudukan sanad:
Sayaar dan Ja’far dua orang perowi shoduq menurut Al Hafidz dalam “At Taqriib”, sedangkan Yunus perowi tsiqoh sebagaimana dalam sanad diatas. Kemudian kelemahan sanad ini ada pada perowi yang mubham yang tidak disebutkan namanya. Dan ini adalah riwayat yang mauquf karena berasal dari sahabat ‘Amaar bin Yaasir radhiyallahu anhu. Dalam “Silsilah Adh-Dhoifah” (no. 502), Imam Al Albani mengatakan bahwa riwayat yang mauquf ini yang benar.
Kami mendapatkan juga sabda yang dinisbatkan kepada Nabi shalallahu alaihi wa sallam diatas, dinisbatkan kepada beberapa sahabat diantaranya :
1. Sahabat Umar bin khothob radhiyallahu anhu.
Imam Abu Nu’aim dalam “Ma’rifatus Shohabah” (no. 195) meriwayatkan dengan sanadnya :
ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺑﻪ ، ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺛﻨﺎ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺍﻟﺨﺰﺍﻋﻲ ، ﺛﻨﺎ ﺍﻟﺰﺑﻴﺮ ﺑﻦ ﺑﻜﺎﺭ ، ﺑﻪ ﻭﻛﺎﻥ ﻧﻘﺶ ﺧﺎﺗﻤﻪ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﻤﻮﺕ ﻭﺍﻋﻈﺎ ﻳﺎ ﻋﻤﺮ
“Akhbaronaa Sulaiman bin Ahmad haddatsanaa Ishaq Al Khuzaa’iiy, haddatsanaa Az-Zubair bin Bakaar ia berkata : "adalah ukiran cincinnya Umar tulisannya ‘Cukuplah kematian sebagai nasehat’, wahai Umar".
Kedudukan sanad:
semua perowinya tsiqoh, kecuali Ishaaq Al Khuzaa’iy, dinilai shoduq oleh Al Hafidz dalam “At-Taqrrib”. Sehingga sanad atsar ini Hasan –Insya Allah-.
2. Shahabat Abu Dardaa’ Rodhiyallahu ‘anhu
Imam Abu Nu’aim dalam “Hilyatul Auliyaa’” (1/217) meriwayatkan dari jalan :
ﺛﻨﺎ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺑﻦ ﻋﻴﺎﺱ ﻋﻦ ﺷﺮﺣﺒﻴﻞ ﺃﻥ ﺃﺑﺎ ﺍﻟﺪﺭﺩﺍﺀ
“Haddatsanaa Ismail bin ‘Ayaas dari Syarahbiil bahwa Abu Dardaa’ Rodhiyallahu ‘anhu berkata : ‘dalam kalimat yang panjang terdapat didalamnya perkataan pada bab ini’”.
Kedudukan sanad:
Ismail bin ‘Ayaas, dinilai Al Hafidz Shoduq jika meriwayatkan dari ulama di negerinya dan dalam hal ini beliau sebagai penduduk Syam meriwayatkan dari Syarahbiil yang juga penduduk Syam. Syarahbiil dinilai tsiqoh oleh Imam Al’ijli dan Imam Ibnu Hibban, namun didhoifkan oleh Imam Ibnu Ma’in, sehingga Al Hafidz menilainya shoduq terdapat layyin (kelunakan) dalam riwayatnya. Dengan adanya penguat-penguat sebelumnya maka, tidak berlebihan kalau sanadnya dikatakan Hasan-Insya Allah-.
3. Shahabat Abdullah bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘anhu.
Imam Ibnul Mubarok meriwayatkannya dalam “Az-Zuhud” (no. 1760) meriwayatkan dari jalan :
ﺃﻧﺎ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﻣﻐﻮﻝ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ
“Akhbaronaa Maalik bin Maghuul ia berkata, Ibnu Mas’ud Rodhiyallahu ‘anhu berkata : “idem”.
Kedudukan sanad :
Maalik bin Maghuul dinilai Tsiqoh tsabat oleh Al Hafidz dalam “At-Taqriib”. Namun sanad ini terputus karena Maalik berada di thobaqoh Kibar Atba’ut Tabi’in, sehingga tidak pernah berjumpa dengan sahabat Abdullah bin Mas’ud Rodhiyallahu ‘anhu.
Imam As-Sakhowiy dalam “Al Maqoosidul Hasaanah” (1/170) berkata :
ﻭﻟﻠﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻌﺐ ﻋﻦ ﻋﻤﺎﺭ ﺑﻦ ﻳﺎﺳﺮ ﺭﻓﻌﻪ : ﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﻤﻮﺕ ﻭﺍﻋﻈﺎً . ﻭﺳﻨﺪﻩ ﺿﻌﻴﻒ، ﻭﻫﻮ ﻣﺸﻬﻮﺭ ﻣﻦ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻔﻀﻴﻞ ﺑﻦ ﻋﻴﺎﺽ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺰﻫﺪ
“dalam riwayat Thobroniy dan Baihaqiy dalam “Asy-Syu’ab” dari ‘Amaar bin Yaasir secara marfu’ (dari Nabi Shollallohu alaihi wa Salaam) : “Cukuplah kematian sebagai nasehat”. Sanadnya lemah dan ini adalah perkataan yang Masyhur dari Al Fudhoil bin’ Iyaadh sebagaimana riwayat Imam Baihaqi dalam “Az-Zuhud”.
Berdasarkan keterangan diatas, Imam Fudhoil adalah seorang Atbaut Tabi’in dan tidak tertutup kemungkinan beliau mengambilnya dari Tabi’in dan Tabi’in mengambilnya dari para sahabat Rodhiyallahu ‘anhum. Kesimpulan akhir, atsar ini tsabit dari beberapa sahabat Nabi Shollallohu alaihi wa Salaam.
Sekalipun riwayat yang marfu' dhoif, namun matan (isi) hadits ini benar didukung oleh sabda Nabi Shollallohu alaihi wa Salaam berikut :
« ﺃَﻛْﺜِﺮُﻭﺍ ﺫِﻛْﺮَ ﻫَﺎﺫِﻡِ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺍﺕِ » . ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ
“Perbanyaklah mengingat penghancur keledzatan” yakni kematian.”(HR. Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Imam Tirmidzi dan dishahihkan oleh Imam Al Albani).
Abu Sa'id Neno Triyono
Tags:
Hadits